6 April 2016

Penjelasan E-Learning

- Hello Helly -

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wahana utama dalam pengembangan sumber daya manusia adalah  pendidikan dan pelatihan. Namun bila memperhatikan keadaan geografi, sosial-ekonomi dan beragamnya kebudayaan Indonesia, maka jelaslah bahwa sudah tidak memadai lagi (tidak praktis) apabila hanya mengandalkan cara-cara  pemecahan tradisional semata. Karena itu, berbagai strategi alternatif yang  berkaitan dengan permasalahan perlu dikaji dan diterapkan. Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak „gagap‟ teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Berkembangnya teknologi ilmu informasi dan komunikasi memberi dampak terhadap berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan jarak jauh atau dapat juga disebut sebagai pembelajaran jarak  jauh, mungkin sudah mulai dilirik oleh para pelaku pendidikan untuk dijadikan salah satu solusi dari masalah pendidikan diatas. Lebih tepatnya lagi mulai menjadi “trend-center” dalam dunia pendidikan kita. Sebenarnya istilah tersebut sudah lama digaungkan bahkan diterapkan oleh para pendidik maupun peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang dalam hal ini lebih banyak dilakukan secara terpisah di luar kelas.
Secara terpisah disini berarti antara pendidik dan  peserta didik tidak berada dalam satu ruangan yang sama bahkan waktunyanya  pun bisa berbeda. Perkembangan teknologi internet memberikan nuansa sistem pendidikan  jarak jauh yang lebih terbuka lagi. Sistem pembelajaran yang berbasis web yang  popular dengan sebutan electronic learning (e-learning), Web-Based Training (WBT) atau kadang disebut Web-Based Education(WBE), kampus maya (Virtual  camous), m-learning(mobile learning) dan lain-lain sudah mulai dikembangkan secara luas. Dengan keadaan yang demikianlah, belajar jarak jauh dan pendidikan terbuka/jarak jauh akan menjadi pelopor memasuki dekade baru.



B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana pengertian serta sejarah perkembangan E-learning?
2. Apa fungsi dan tujuan E-learning?
3. Apa karakteristik dan manfaat E-learning?
4. Apa kelebihan dan kekurangan E-learning?
5. Apa dan bagaimana metode penyampaian E-learning?

       C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Memahami pengertian E-learning serta sejarah perkembangannya,
2. Memahami fungsi dan tujuan E-learning,
3. Memaham karakteristik dan manfaat E-learning,
4. Memahami kelebihan dan kekurangan E-learning, dan
5. Memahami metode penyampaian E-learning.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN E-LEARNING
1. Pengertin E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
v  Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
v  Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.
v  William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari Internet).
E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.


Komponen yang membentuk e-Learning adalah:
·         Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
·         Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
·         Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
2. Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
o Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
o Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
o Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
o Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

B. FUNGSI DAN TUJUAN E-LEARNING
1. Fungsi E-learning
Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas (classroom instruction), yaitu sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi penguatan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
c. Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
Ø  sepenuhnya secara tatap muka atau konvensional,
Ø  sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
Ø  sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian, karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
2. Tujuan E-Learning
Penggunaan metode belajar e learning di Indonesia mulai digunakan di beberapa di sekolah ataupun universitas yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan pembelajaran E-Learning adalah :
1. Siswa atau mahasiswa dapat belajar mandiri tanpa harus bertatap muka langsung denga guru atau dosen yang bersangkutan. Contoh universitas yang memilih metode pembelajaran E-Learning sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu Universitas Terbuka (UT) yang berdomisili di Pamulang, Tangerang, Banten.
2. Siswa atau mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli buku aslinya.
Materi pembelajaran mereka ada di dalam E-Book dan E-Book ada di dalam sebuah CD atau DVD. E-Book tersebut nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan kurikulum siswa atau mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa dalam biaya pembelian buku-buku sekolah ataupun kuliah.

C. KARAKTERISTIK DAN MANFAAT E-LEARNING
1. Karakteristik E-Learning
ü Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi guru dan siswa secara mudah dan cepat.
ü Memanfaatkan media komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
ü Menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pembelajar dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan secara langsung.
ü Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
ü Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
ü Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.
2. Manfaat e-learning
Manfaat E-learning diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar. Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan sehingga, siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar juga dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating   of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
5. Lebih mudah mendapatkan materi atau info.
Jika kita menggunakan sistem pembelajaran berbasis e-learning, kita akan lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik apa yang kita cari, tunggu sebentar, kita langsung dapat materinya.
6. Bisa mendapatkan materi yang lebih banyak
Kita bisa mendapatkan banyak sekali materi, tidak hanya dari dalam negeri, bahkan kita bisa mencari materi yang berasal dari luar negeri yang tentunya akan menambah wawasan bagi kita dan juga bisa untuk meningkatkan hasil belajar kita.
7. Pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu dan tenaga
Jika ada tugas, kita bisa mencari bahan yang kita butuhkan dengan cepat. Tidak harus ke sana ke mari untuk mendapatkan bahan yang kita butuhkan. Tinggal duduk di depan komputer atau laptop, lalu cari yang kita butuhkan. Setelah itu, susun tugasnya dan selesai.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING
1. Kelebihan E-Learning
·   Pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
·   Efisiensi waktu dan biaya perjalanan.
·   Pembelajar dapat memilih materi pembelajaran sesuai dengan level pengetahuannya.
·   Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar secara remote melalui ruang chatting.
·   Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
·   Pengembangan keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas lain pembelajar.
·   Keberhasilan menyelesaikan pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar untuk lebih bertanggung jawab dalam studinya.
·   Mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
·   Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
·   Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
·   Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan.
·   Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
·   Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
2. Kekurangan E-Learning
§ Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran.
§ Pembelajar dapat merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
§ Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
§ Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
§ Beberapa subjek/mata kuliah bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
§ Pembelajar harus menyediakan waktu untuk mempelajari software/aplikasi e-learning sehingga dapat mengganggu beban belajarnya.
§ Pembelajar yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
§ Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.
§ Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
§ Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
§ Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
§ Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
§ Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
§ Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan internet.
§ Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
§ Proses belajar mengajar cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.

E. METODE PENYAMPAIAN E-LEARNING
Seperti kita lihat di atas, peralatan teleconference yang mahal itu posisinya ada di infrastruktur e-Learning (komponen pertama). Meskipun kalaupun tidak ada juga tidak masalah, karena peralatan teleconference akan mendukung e-Learning yang Synchronous tapi tidak untuk yang Asynchronous. Jadi metode penyampaian bahan ajar di e-Learning ada dua:
1. Synchrounous e-Learning
Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study yang matang) mengimplementasikan synchronous e-Learning ini. Hasilnya peralatan teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun 6 bulan sekali
2. Asynchronous e-Learning
Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang.



BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
B. SARAN
Setelah melakukan pembahasan penulis ingin memberikan masukan yang berupa saran bahwa penulis mengharapkan apa yang menjadi makalah dengan tema ‘E-LEARNING‘  tidak hanya menjadi suatu teori saja, namun dapat di praktekkan didalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu pemahaman bahwa dalam persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini sangat dibutuhkan suatu konsep keterampilan guna mendukung kehidupan bermasyarakat.
Demikianlah Makalah yang sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran di mata kuliah Pembelajaran e-Learning ini mudah-mudahan dapat diterima dengan baik bagi pembaca.
Apabila ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan kata-katanya saya  mohon maaf, kritik dan saran juga saya harapkan dari pembaca agar saya bisa membuat yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.






DAFTAR PUSTAKA
http://arlisnayanti.blogspot.com/2013/03/makalah-e-learning.html
http://kampungbiru.wordpress.com/e-learning/
http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=39
http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html
Glossary of e-Learning Terms, LearnFrame.Com, 2001
Darin E. Hartley, Selling e-Learning, American Society for Training and Development, 2001
Dublin, L. and Cross, J., Implementing eLearning: Getting the Most from Your Elearning Investment, the ASTD International Conference, May 2003.
Michelle Delio, Report: Online Training ‘Boring’, Wired News.
Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007, Agustus 2007

arlisnayanti.blogspot.com

Bagikan

Jangan lewatkan

Penjelasan E-Learning
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.